TERASKATA.COM, MAKASSAR – Fokus Group Diskusi (FGD) dilaksanakan di Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan Mengusung Tema “Strategi Penguatan Potensi Desain Komunikasi Visual dalam Peningkatan Branding Waterfront City: Studi Kasus di Makassar dan Surabaya, pada Rabu (16/11/2022).
Program ini merupakan kegiatan dari Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa dan Perdagangn Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Rumah Program Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru Berbasis Blue and Green Economy.
FGD ini berlangsung di Ruang Rapat Senat LT. 2 Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar pada jam 08.30 sampai 16.00 WITA.
Adapun yang hadir pada FGD ini diantaranya 6 Orang dari BRIN, 4 Orang dari pihak pemerintah yaitu mewakili Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Dinas Pariwisata Kota Makassar, 1 orang dari pelaku kreatif dan 2 Orang Dosen Fakultas Seni dan Desain.
Pada sesi kegiatan ini setiap narasumber memberikan perspektifnya terkait bagaimana situasi terkini tentang city branding Kota Makassar yang merupakan waterfront city.
Peserta dari pelaku kreatif Iksan Bangsawan membahas pemanfaatan digital untuk mem-branding sebuah kota, Iksan menceritakan pengalamannya selama menjadi CEO dari Skena.
“Bagaimana pengalamannya selaku CEO dari Skena yang telah bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan. Salah satu yang pernah dilakukan dengan dinas pariwisata yaitu pembuatan sticker GIF. Ini merupakan salah satu bentuk branding yang dilakukan oleh dinas pariwisata agar bisa mendapatkan positioning yang kuat,” bebernya.
Terbukti stiker GIF tersebut mendapatkan impresi jutaan saat ini. Selain strategi city branding, iksan bersama timnya di Skena mengerjakan projek Augmented Reality pada Lorong wisata Kota Makassar. Hal ini merupakan bentuk dukungan atas kegiatan lorong wisata yang menjadi sala satu program unggulan pemerintah Kota Makassar.
Selain itu salah satu strategi yang pernah Iksan dan team jalankan adalah pengoptimalan social media dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ketiga program diatas adalah beberapa bentuk strategi city baranding yang bisa diterapkan oleh kota-kota yang ada di Indonesia.
Nurabdiansyah, S.Pd., M.Sn. Dosen DKV Universitas Negeri Makassar yang merupakan salah satu narasumber, menyampaikan pandangannya terkait city branding dari Kota Makassar.
“Bahwa Makassar memiliki kota tua yang sangat bisa untuk dimaksimalkan. Kota tua ini memiliki sejarah yang sangat filosofis sehingga memiliki value untuk dijadikan sebagai salah satu branding dari Kota Makassar,” paparnya.
Kemudian Nurabdiansyah melanjutkan bahwa Makassar memiliki potensi besar layaknya Singapura Ketika kita bisa memaksimalkan peninggalan-peninggalan yang memiliki value sejarah, seperti misalnya kota tua.
Penting bagi DKV FSD UNM untuk terus membuka keran kolaborasi dengan berbagai pihak karena perkembangan keilmuan DKV yang sangat pesat belakangan ini, membutuhkan kolaborasi dan kerja sama berbagai pihak, tujuan utamanya adalah membangun ekosistem DKV yang sehat di Makassar melalui kolaborasi antara akademisi, peneliti, pemerintah serta pihak industri. Tegas Nurbdiansyah.
Selanjutnya Rahmat Zulfikar yang menyatakan kalau Makassar belum memiliki identitas visual yang jelas dan juga menjelaskan tentang core dari sebuah branding.
FGD ini brjalan dengan sangat menarik, BRIN dan Bappeda juga memaparkan masalah-masalah yang ada. Kemudian tetap berdiskusi tentang strategi kedepannya seeprti apa yang paling tetapat diterapkan.
Output dari penelitian ini nantinya akan berbentuk naskah akademik. Semoga dengan naskah itu dapat memberikan insight yang baik terkait city branding dari waterfront city di Indonesia.
Terpisah diselah-selah kesibukannya Dr. Aswar, M.Ds., Ketua Prodi DKV menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas terlaksananya Fokus Group Diskusi di FSD. Program seperti kita sangat dukung karena banyak memberikan manfaat kedepannya tentang peningkatan potensi serta lapangan kerja alumni DKV.
Komentar