TERASKATA.COM, BONE – Sejumlah warga Desa Bulu Ulaweng kecamatan patimpeng mengaku dikeluarkan dari daftar penerima bantuan langsung tunai (BLT), dengan alasan berbeda pilihan pada saat Pilkades yang diselenggarakan pada, (18/11/2021) lalu.
Warga Desa, Nurhaeda dan Hasma, rela menempuh perjalanan puluhan kilometer mencari keadilan. Keduanya mendatangi Gedung DPRD Bone, Kamis (17/3/2022).
Nurhaedah yang juga penyandang disabilitas mengaku menjadi korban diskriminasi, hanya karena beda pilihan saat pilkades kemarin.
“Saya dikeluarkan dari penerima BLT, Sementara banyak warga yang bukan kategori miskin justru mendapatkan bantuan,” ujarnya saat menyampaikan aspirasi di gedung DPRD Bone.
Aspirasi warga Desa Bulu Ulaweng tersebut pun diterima oleh legislator NasDem, Hj. Suharni.
Menurut informasi yang diperoleh, setidaknya ada tujuh orang warga di Desa Bulu Ulaweng yang diduga diberhentikan untuk diberikan BLT.
Tak hanya itu, salah satu penerima bantuan pangan Non Tunai (BPNT), Hasma juga mengaku dikeluarkan dari penerima bantuan tanpa melalu proses validasi.
“Waktu masih berupa teluar dan beras saya terima bantuan, tapi semenjak ada perubahan diterima tunai tiba-tiba nama saya di keluarkan puang,” bebernya.
Sementara itu, Anggota DPRD Bone dari Fraksi NasDem Hj. Suharni mengatakan bahwa aspirasi dari warga Desa Bulu Ulaweng akan disampaikan kepada pimpinan DPRD Bone.
“Aspirasi ini akan diteruskan ke pimpinan DPRD Bone. Kalau yang menerima BLT tadi, mungkin karena yang terdaftar nama orang tuanya sehingga diganti, karena orang tuanya sudah meninggal,” katanya.
Aturanya, kata politisi NasDem itu, ketika penerima bantuan meninggal harusnya segerah dilaporkan kedinas sosial agar penerimaannya dialihkan ke anaknya kalau memang memenuhi Syarat, tapi kalau ini BPNT ketika benar diganti namanya tanpa melalui proses verfikiasi dan validasi maka ini sudah jelas pelanggaran.
Sementara itu, saat dikonfirmasi dan dimintai tanggapan terkait hal tersebut, Kades Bulu Ulaweng, Akbar belum memberikan respon apapun.(Nasdir/Dev)
Komentar