TERASKATA.COM, BONE – Perhimpunan Wija Raja (Perwira) Bone Lapatau Matanna Tikka sukses menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD), di salah satu Hotel di Kabupaten Bone, Rabu (4/5/2022).
Diketahui, Bone merupakan salah satu daerah besar, yang memiliki nilai besar adat dan budaya. Jangankan daerah lain nusantara, Bone juga dikenal sebagai sebuah kerajaan besar yang dulunya sangat dihargai, bahkan terkenal hingga di luar negeri. Dengan demikian, kegiatan FGD ini diselenggarakan guna menguatkan lembaga adat daerah Bone.
Pada pelaksanaan kegiatan FGD ini turut diikuti oleh unsur pemerintah, LSM, jurnalis dan pemerhati budaya di kabupaten Bone yang menghadirkan pemateri Prof Andi Kasma dan Dr Andi Akhmar.
Dalam sambutannya, Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi, mengatakan bahwa sejak dulu Bone sangat terkenal begitu besar, namun sekarang kurang besar dan akan kembali menjadi lebih besar.
“Namun jangan membentuk kerajaan, sebab kita jadi kerdil. Tapi untuk peningkatan kebudayaan misalnya lembaga adat, sangat menjadi prioritas,” ungkapnya.
Lebih lanjut kata Fahsar, dahulu dirinya sempat ditawari, sebelum jadi bupati. Tetapi, dirinya lebih mendahulukan Andi Baso Hamid dengan alasan kerabat keluarga yang masih dituakan.
”Awalnya saya sempat ditawari dulu, tapi lebih memberikan kepada Baso Hamid sebagai yang masih lebih tua,” bebernya.
Tak hanya itu, Bupati Fahsar juga menginginkan agar nantinya lembaga adat daerah Bone diberikan legal atau produk hukum seperti Perda.
“Harus legal sebagai produk hukum. Sejauh mana pekerjaan dewan adat dan siapa yang bisa masuk,” cetusnya.
Itulah yang harus kita pikirkan secara bersama-sama. Secara pribadi sebagai wija keturunan, Bupati Bone ingin meletakkan suatu kerangka tentang adat dan budaya dan semoga pemimpin kedepan bisa melanjutkan.
Sementara itu, Pakar Geologi dan Geopark dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Asri menuturkan bahwa wisata, geologi, budaya menjadi kawasan geopark. Termasuk songkok recca dari pohon mana hingga culture diversity.
”Salah satu geologi yang unik di Indonesia ada di Sulsel. Seperti potensi air panas dan sejumlah cagar dan benteng tua,” kata Prof Asri.
Tak hanya itu saja, De Yadi yang merupakan Dosen Arkeologi FIB Unhas juga mengatakan bahwa Falsafah geopark mampu menciptakan kedekatan antara manusia dan alam.
”Harus lahir dari masyarakat bukan dari pemerintah, warisan geologi,” ujarnya.
Selain itu menurut Yadi, jika ingin melihat geopark di Indonesia, sebenarnya ada di Bone. Pada prinsip memuliakan bumi dan menyejahterakan masyarakat, itulah geopark taman bumi yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi.
“Harus ada SDM yang unggul, dan Unhas senantiasa komitmen. Peningkatan kesejahteraan tanpa merusak alam. Nilai gotong royong yang terimplmentasi dalam konsep kekinian,” kunci jebolan kampus di Jawa ini.
Komentar