Pitching dan Tampilkan Prototype Produk, 4 Ide Bisnis Mahasiswa ITB Kalla Memikat Juri First Pitch

TERASKATA.COM, MAKASSAR – Sebagai kampus dengan ekosistem bisnis yang kuat utamanya di Kawasan Timur Indonesia, Institut Teknologi dan Bisnis atau ITB Kalla melalui program studi kewirausahaan menggelar kegiatan First Pitch sebagai project akhir mata kuliah Business Model dan Design System yang diikuti oleh mahasiswa semester 3, pada Jumat (25/2/2022).

Pada pitching kali ini, para panelis yang terdiri dari praktisi dan akademisi menyimak ide-ide bisnis dan memberikan valuasi terhadap prototype mahasiswa. Selaku Coach dari akademisi yaitu Ketua Program Studi Kewirausahaan (Andi Fauziah Yahya), Dosen ITB Kalla dan founder Confie Indonesia Coworking Space (Muh. Taufan Gunawan), serta Ibu Mimi Hilzah owner Mimilicious Makassar.


Andi Tenri Pada, dosen kewirausahaan sekaligus pengampu mata kuliah menjelaskan pentingnya membangun kepercayaan diri mahasiswa untuk mempresentasikan ide bisnisnya di depan investor.

“Dalam dunia bisnis, pitching bukanlah sesuatu yang asing, Pitch merupakan paparan business plan yang disampaikan secara verbal kepada investor prospektif dalam waktu yang singkat. Disini mahasiswa dilatih untuk mempresentasikan model bisnisnya sendiri. Layaknya sebuah simulasi kecil dimana setelah kalian menggodok ide hingga membuat prototype, sekarang saatnya meyakinkan tim penilai,” ungkap Tenri.

Kurang lebih empat ide bisnis pemula yang dipresentasikan oleh mahasiswa dengan karakteristik Food & Baverage, Fashion dan Kriya.

Diketahui bahwa setiap tahun, prodi kewirausahaan ITB Kalla memrogramkan first pitch ini dengan mengundang para praktisi eksternal.

Tahun ini, tim dari Blossom Tea mendapatkan penilaian terbaik. Menurut Mimi Hilzah, konsep yang disajikan oleh Blossom Tea memiliki pendekatan yang bagus dan berpotensi menghasilkan pendapatan sehat.

“Saya suka ide anda, alasan pertama karena kelompok Blossom Tea ini tahu tentang product knowledge yang ingin ditawarkan kepada calon pembeli. Kedua, anda tahu rasionalisasi menjalankan bisnis kuliner agar memperoleh pendapatan yang sehat,” ujar Mimi Hilzah, sambil menyicip minuman yang disajikan tim Blossom Tea.

Tim Penilai lainnya juga menambahkan agar mahasiswa ini bisa segera menagkap momen.

“Tidak ada ide yang benar-benar baru, Tantangannya, anda mau lanjutkan ide ini atau tidak. Jika tidak, ada banyak pebisnis lain yang siap jalankan usaha anda. Jika kondisi itu harus terjadi, jangan berpikir bahwa itu masih punya kalian. Kuncinya kalau bukan anda yang eksekusi maka pesaing lain yang akan menangkap peluang itu. Berani valuasi produk anda,” tegas Taufan.

Kaprodi Kewirausahaan, A. Fauziah Yahya menyambut baik kegiatan ini digandengkan sebagai prasyarat kelulusan mata kuliah.

“Prinsip saya lebih baik ananda dikoreksi, dikritisi ide bisnisnya dan dimatangkan di kelas ini sebelum merasakan kerasnya praktek bisnis yang akan ananda hadapi di masa depan. Pada kondisi tertentu, kalian akan menghadapi situasi pitching, lobby investor dalam kondisi yang mendesak misal lobby di lift atau pada sesi-sesi break. Alhamdulillah, di ITB Kalla kalian akan diajarkan semua itu sehingga kelak dapat menjadi pebisnis profesional dan mandiri,” ungkap Fauziah.

Sesi Pitching ini juga dilengkapi dengan mentoring spesifik terkait menjalankan bisnis di Industri Kuliner dari pengalaman Mimilicious Makassar. Owner Mimilicious tidak segan membagikan pengalamannya mulai dari pemilihan bahan, pemilihan tim, penentuan harga hingga strategi menghadapi pandemi. Kegiatan ini juga upaya dari Tenri sebagai dosen kewirausahaan dan peneliti bisnis Mimilicious untuk mengintegrasikan aktivitas mengajar berbasis hasil penelitian.(Dev)


Komentar