RPP KPU Kota Makassar Gelar Kelas Pemilu KOPI KITA  

TERASKATA.Com, MAKASSAR – Rumah Pintar Pemilu (RPP) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar kembali membuat terobosan baru. RPP KPU Kota Makassar menggelar Kelas Online Pemilu Kita (KOPI KITA) dengan mengangkat tema “Digitalisasi Proses Pemilu: Sebuah Keniscayaan! Siapa Kita?” di pertemuan pertamanya, Jumat (27/01/2022).

Nantinya kegiatan ini akan rutin dilaksanakan oleh RPP KPU Kota Makassar setiap satu kali dalam sebulan. Pada pertemuan pertama, KOPI KITA menghadirkan empat Narasumber diantaranya, Romy Harminto (Komisioner KPU Makassar Divisi Data), Endang Sari (Komisioner KPU Makassar Divisi SDM dan Sosdiklih), Abd. Hafid (Komisioner Bawaslu Makassar) dan Edy Junaedy Syaf (Dosen Komunikasi Politik Universitas Fajar).
 
Dalam sambutannya, Ketua KPU Kota Makassar, Faridl Wajdi membuka acara KOPI KITA pertemuan pertama ini. Dia juga mengatakan bahwa bahwa Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 memberikan referensi baru.


“Intervensi teknologi dalam pemilihan menjadi sebuah proses alternatif dispoit. Instrumen digitalisasi akan memastikan demokrasi lebih efektif dan berharap Pemilu kedepannya bisa lebih baik,” ujarnya.
 
Komisioner KPU Makassar Divisi Data, Romy Harminto yang juga menjadi pemateri pertama menjelaskan terkait hal-hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi Digitalisasi Pemilu nantinya.

“Kesiapan dan persiapan Digitalisasi Pemilu khususnya terkait aplikasi-aplikasi yang disiapkan dan yang akan digunakan nanti,” jelasnya.
 
Pemateri kedua, Endang Sari yang juga merupakan Komisioner Divisi SDM dan Sosdiklih Menjelaskan tentang Triple Disruption (Revolusi teknologi komunikasi informasi 4,0, Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim) telah merubah semua pola hidup dan pola kerja di semua lini kehidupan baik di dunia usaha, tenaga kerja, pendidikan, hingga lembaga publik.

“Demokrasi harus adaptif dan tumbuh dengan wajah baru melalui kreativitas dan inovasi di tengah situasi pandemi. Menghadapi era digitalisasi, perlu disiapkan ekosistem digital dan itu dimulai dari human where,” jelas Endang.

“Makanya SDM penyelenggara adhoc harus disiapkan yang melek IT tapi tetap mengedepankan profesionalisme dan integritas. Penyelenggara yang adaptif dengan perkembangan zaman tapi memegang teguh ideologi penyelenggara pemilu,” lanjutnya.

Tak lupa, Endang juga memberikan penjelasan terkait cara baru untuk melakukan sosialisasi kepada publik pada era digital seperti saat ini.

Pemateri ketiga, Abd. Hafid dari Komisioner Bawaslu Makassar yang membawakan materi terkait pengawasan partisipatif dan era digitalisasi.
 
Pemateri terakhir, Dosen Komunikasi Politik Universitas Fajar, Edy Junaedy Syaf yang mengungkapkan bahwa seorang praktisi marketing digital banyak mengeksplorasi tentang demokrasi berbasis digital dan ekosistem digital yaitu kesiapan software, hardware, humanware, dan artificial intelegence.

“Termasuk mengajukan pertanyaan diskusi tentang bagaimana demokrasi digital dikelola, siapa yg mengawasi sistem (digital) berjalan sebagaimana SOPnya. Apakah akan diserahkan pada Artifasial Intelegensi (AI) atau masih berperan Humanware nya,” ujarnya.(Dev)


Komentar