TERASKATA.COM, Makassar – Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Angkatan VIII Mandiri 2023 yang merupakan hasil kerjasama antara Kanwil Kemenag Sulsel dan UIN Alauddin Makassar resmi dibuka di Gedung Safha Asrama Haji Sudiang, Kota Makassar, Jumat (29/09/2023).
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Drs. Khaeroni, M.Si mengatakan bahwa persoalan haji ini untuk ke depan tidak akan jauh berbeda dengan tahun kemarin, karena persentase jamaah lansia sama dengan tahun kemarin.
“Karena jatah untuk lansia kemungkinan tetap 75 persen. Jadi kita harus siap untuk menghadapi atau melayani jamaah lansia,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga mengharapkan para pembimbing juga tetap mengedepankan layanan bimbingan haji dengan program moderasi beragama.
“Jadi para pembimbing harus memberikan pembimbingan secara komprehensif sehingga perbedaan yang biasa terjadi atau identitas kelompok tertentu harus bisa saling menyatu,” jelasnya.
Kakanwil Khaeroni juga berharap agar para pembimbing bisa menjadi lidah penyambung atau perpanjangan tangan dari Kemenag dalam penyampaian informasi.
“Disamping kita berperan sebagai pembimbing haji, diharapkan juga nantinya bapak dan ibu bisa menjadi perpanjangan tangan dari Kemenag agar nantinya tidak terjadi miss komunikasi,” pungkasnya.
“Pemerintah juga berupaya untuk menghitung dana DAM yang diharapkan dibayarkan kepada panitia dan hasil kurbannya itu bisa dipulangkan di Indonesia agar bisa dibagikan ke masyarakat dan ini juga berfungsi untuk pencegahan stunting di Indonesia,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Prof. Hamdan Juhannis selaku Rektor UIN Alauddin Makassar mengatakan bahwa walaupun para peserta rata-rata memiliki ilmu yang tinggi, tetapi masih perlu hadir ditempat ini agar bisa sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan, bukan hanya sekedar sertifikasi.
“Persoalan metodologi pembimbingan manasik harus masuk di bidang akademik. Jadi seorang profesional itu harus sudah masuk di akademik baru bisa dikatakan sebagai profesional,” pungkas Rektor UIN Alauddin.
“Ranah metodologi ini berfungsi untuk mengkonfirmasi pembimbingan ataupun pembelajaran yang telah dilakukan,” jelasnya lagi
Dia juga menjelaskan terkait pembimbingan manasik ini tidak kalah pentingnya bagaimana cara mewujudkan konsepnya agar bisa sabar dalam menghadapi seseorang. Selain itu, pembimbing haji juga harus siap di kritik.
Pembimbing Haji harus bisa menjadi perpanjangan tangan dari Kementerian Agama agar bisa menjabarkan setiap kelompok-kelompok yang berbeda.
“Pembimbing haji harus bisa menjabarkan setiap kelompok yang berbeda, jangan sampai pembimbing haji malah jadi provokator dengan para jamaah,” tuturnya.
Prof. Hamdan juga berharap pembimbing juga harus bisa humoris terhadap para jamaah. Jadi nantinya para pembimbing harus bisa menjawab pertanyaan dari para jamaah dengan menyelipkan sedikit humor.
“Bagaimana kita mengembangkan humor, kita harus belajar, kontekstual, tidak rasis, tidak ada ketersinggungan agar jamaah bisa rileks,” ujarnya.
Komentar