SMA Islam Athirah Bone Panen Prestasi Sepanjang Agustus 2022

TERASKATA.COM, BONE – Sekolah yang berprestasi merupakan sekolah yang mampu membuktikan kualitas melalui prestasi yang diraihnya. SMA Islam Athirah Bone pun menjadi bukti nyata dari sebuah upaya menjadi salah satu sekolah berprestasi yang saat ini digandrungi banyak siswa.

Sekolah menengah yang berlokasi di Jalan Sungai Musi Kelurahan Panyula, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten ini, telah resmi beroperasi sejak tahun 2011. Dalam kurun waktu 11 tahun, SMA Islam Athirah Bone memosisikan dirinya sebagai salah satu sekolah terbaik di Sulawesi Selatan.


Baru-baru ini, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) merilis daftar 1000 sekolah terbaik Indonesia berdasarkan capaian rata-rata nilai UTBK 2022.

Dari hasil tersebut, SMA Islam Athirah Bone berhasil menduduki posisi ke-170, yang pada tahun 2021 lalu berada di posisi 273. Capaian tersebut juga membawa sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Hadji Kalla ini menjadi sekolah terbaik kedua di Sulawesi Selatan. Hal ini tentu menjadi sebuah capaian yang luar biasa bagi sebuah sekolah yang terbilang baru.

Sederet kompetisi bergengsi pun berhasil ditaklukkan oleh sekolah yang berdiri di lahan seluas 6.5 hektar ini.

Di awal bulan Agustus 2022, salah satu siswanya, Alya Zahrani, berhasil memenangkan tiga kompetisi nasional di bidang kimia, yaitu medali perunggu OSM, Peringkat 8 Nasional SSC, dan medali perak OMI. Kabar membanggakan lainnya datang dari Muhammad Daffa Intanio Mahmud, sang ketua OSIS SMA Islam Athirah Bone yang menjadi perwakilan Sulawesi Selatan pada kegiatan Indonesia Students Leadership Program (ISLC) 2022 di Universitas Indonesia. Pada kegiatan tersebut, ia berhasil menjadi peserta terbaik pada salah satu sesi yaitu sharing session, menjadi top scorer Quiziz tentang Bappenas, dan mengantongi sertifikat sebagai Best Student’s Council President.

Ketika hasil Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat kabupaten dirilis, SMA Islam Athirah Bone kembali menuai pujian lantaran berhasil mengirimkan delapan siswa yang akan berlaga di tingkat Provinsi di bulan September ini. Mereka adalah A. nurul Aqeela Amin (Juara 1 Matematika Terintegrasi), Nur Ainun (Juara 1 Biologi Terintegrasi), A. Ashila Butsainah (Juara 2 Biologi Terintegrasi), Nailah Zhafirah Ramadhani Batara (Juara 1 Fisika Terintegrasi), Siti Shofiyyah Isra Amri (Juara 2 Fisika Terintegrasi), Muh Fadhil (Juara 1 Geografi Terintegrasi), Amirah Dzighni Khairiyyah (Juara 3 Geografi Terintegrasi), dan Permatasari (Juara 1 Ekonomi Terintegrasi).

Tak berselang lama, siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Biologi SMA Islam Athirah Bone (Abionic) pun unjuk gigi pada dua kompetisi bergengsi yang dilaksanakan oleh dua kampus ternama di Sulawesi Selatan. Berhasil menjadi juara 1 cabang Olimpiade Kedokteran pada Alauddin Biomedical Olympiad 2022 UIN Alauddin Makassar, membuat mereka makin terpacu untuk menjadi juara umum di event yang diikuti di Universitas Hasanuddin sepekan setelahnya.

Mereka pun membuktikannya dengan memboyong juara umum pada Biology Event 2022, kompetisi tahunan yang digelar HIMABIO FMIPA Universitas Hasanuddin. Juara umum tersebut diraih dari akumulasi juara yang berhasil mereka menangi, yaitu Juara 1 olimpiade Biologi (dimenangkan oleh Rifaldi), Juara 3 olimpiade Biologi (dimenangkan oleh Nur Ainun), dan Juara 1 Desain Poster Biologi (A.Salsabila Sahla dan Mahamalyka Nadia Tenripali M).

Bulan Agustus 2022 ditutup manis dari pengumuman yang disampaikan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tentang peserta yang berhak mengikuti Parlemen Remaja di Wisma Griya Sabha DPR RI, Cisarua Bogor Jawa Barat, Oktober 2022 mendatang. Adalah Darmianti, siswi kelas XI IPA Al Hasiib SMA Islam Athirah Bone yang akan mengikuti kegiatan tersebut.

Semua capaian tersebut tentu didukung oleh proses pembinaan yang berjalan di SMA Islam Athirah Bone. Kebutuhan akan berprestasi atau need of achievement harus ditanamkan kepada seluruh stakeholder sekolah sehingga terbangun jiwa kompetisi yang sehat dalam pribadi masing-masing.

Namun, itu semua merupakan sebuah paradoks jika siswa diminta berprestasi sementara tidak diciptakan iklim serta budaya sekolah yang apresiatif positif terhadap setiap prestasi warganya. Olehnya itu, SMA Islam Athirah Bone tetap memberikan apresiasi kepada yang telah menorehkan prestasi agar bisa menjadi motivasi bagi semua.(*)


Komentar