Tak hanya itu saja, Tawakkal juga menuturkan bahwa ada perbedaan yang menonjol dari kurikululum prototipe dengan kurikulum sebelumnya, termasuk dalam pengelompokan jurusan. Hal ini dikarenakan kurikulum prototipe prosesnya didesain lebih sederhana.
“Dengan adanya kurikulum prototipe berarti kurikulum disederhanakan. kalau di SMA itu dulu ada fisika, biologi, dan kimia. Namun sekarang menjadi kelompok IPA saja, namanya IPA terpadu. IPS juga demikian. sosiologi, geografi dan ekonomi itu kini disatukan menjadi satu yakni IPS terpadu, sehingga tidak berdiri sendiri. jadi kurikulum di seluruh anakan karena memang beban belajar sebelumnya sangat banyak,” pungkasnya.
“Ciri yang lain di iklim ini adalah tidak ada penjurusan. Kalau dulu kan ada IPA, IPS dan bahasa untuk sekarang tidak ada. tetapi di kelas 2 ada pemilihan mata pelajaran (Mapel). siswa yang memilih tetapi proses pemilihannya berdasarkan kemauan di jurusan apa saat di perguruan tinggi. Nah ini uniknya makanya agak mirip dengan sistem yang diterapkan di luar negeri,” kuncinya.
Sebagai informasi bahwa. untuk tahun ini kurikulum prototipe baru bisa digerakkan oleh sekolah yang masuk sebagai Sekolah Penggerak. Namun, mulai tahun 2024, semua sekolah wajib menggunakan kurikulum prototipe.(Dev)
Komentar