Wujudkan Jiwa Nasionalisme, Legislator Andi Januar Jaury: Harus Peka, Sensitif dan Tidak Apatis

TERASKATA.COM, MAKASSAR – Demi mewujudkan jiwa nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dibutuhkan sikap masyarakat yang peka, sensitif dan tidak apatis terhadap kondisi bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Legislator Komisi C Bidang Pendidikan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Januar Jaury saat menjadi pembicara di Seminar Kebangsaan, yang diselenggarakan oleh Kalla Institute Angkatan 3, di Auditorium Sekolah Islam Athirah Wilayah Kajaolalido, Senin (15/8/2022).


“Untuk bisa mewujudkan jiwa nasionalisme maka kita harus lebih peka dan sensitif terhadap lingkungan sekitar yang berkaitan dengan kemajuan bangsa dan negara kita, jangan apatis,” pungkasnya.

Lebih lanjut kata dia, nasionalisme sebenarnya adalah suatu hak yang memiliki tantangan dan juga kelebihan. Nasionalisme bisa menjadi pemersatu bangsa, tetapi juga bisa menjadi konsep yang mempertajam perbedaan dengan bangsa lain.

“Nasionalisme itu sebuah konsep yang cair. Ada pemahaman secara sempit dan inklusif atau terbuka. Nasionalisme bisa menjadi sarana pemersatu bangsa, tetapi bisa juga mempertajam perbedaan dengan bangsa yang lain. Jadi nasionalisme konsepnya, eksklusif untuk bangsa itu sendiri, dan inklusif untuk masyarakat umum. Hal ini terjadi apabila kita menjadikan nasionalisme itu sebagai identitas,” ujarnya.

Meskipun demikian, Legislator itu juga menuturkan bahwa hingga saat ini pihak legislatif dan pemerintah terus bersinergi untuk melakukan optimalisasi dan memperkuat wawasan kebangsaan terhadap masyarakat Sulsel.

“Kami terus melakukan optimalisasi-optimaslisi wawasan kebangsaan terhadap masyarakat. Di Sulsel sendiri sebenarnya sudah ada sinergi penguatan nilai-nilai kebangsaan untuk masyarakat. Tetapi kami akan mencoba lebih meramu terkait masalah ini di tingkat regional dan berkolaborasi dengan elemen-elemen kabupaten/kota untuk bisa menguatkan semangat nasionalisme masyarakat demi kemajuan bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Terakhir ia membeberkan terkait adanya 4 konsep digital Kompetensi, diantaranya yakni digital skil, digital ethic, digital culture, serta digital safety. Dari keempat konsep digital kompetensi tersebut, digital culture yang paling penting dan berkaitan dengan nasionalisme.

“Ada 4 digital kompetensi, yaitu digital skill, ethic, culture dan safety. Yang penting dan perlu diperhatikan ialah digital culture. Ini karena, dengan memperhatikan digital culture, maka kita bisa menyaring semua informasi yang tersebar di berbagai media sosial. Bahkan kita skeptis dan juga kritis dalam menerima informasi yang tersebar di media sosial. Apalagi saat ini media sosial dijadikan sebagai ruang untuk mempercepat laju politik atau gerakan-gerakan separatis. Ini kalau tidak diawasi tentu akan meruntuhkan kebutuhan nasionalisme kita,” kuncinya.

Sebagai informasi, selain Andi Januar Jaury, juga turut hadir sebagai pembicara yakni Tawakkal Kahar, S.Pd, M.Pd (Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar), dan  Drs Kamaluddin Nur (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Maros). (Dev)


Komentar