Wisata Buntu Datu Disorot Warga, Gegara Pendapatan Capai Rp30 Juta Per Bulan Tapi Tak Punya Parkiran

TERASKATA.COM, TANA TORAJA – Keterbatasan lahan parkir di objek wisata Buntu Datu jadi pembahasan Warga Toraja. Hal itu menguat setelah padat pengunjung pada Rabu (4/5/2022) yang berujung kemacetan lalu lintas.

Pasalnya, objek wisata hutan pinus yang terletak di dekat perbatasan Enrekang-Toraja yang dikelola Pemerintah Lembang Buntu Datu tersebut, usai diresmikan beberapa bulan lalu, hingga kini tidak memiliki parkiran.


Akibat tidak adanya lahan parkir di area tersebut, wisatawan yang berkunjung menggunakan sisi kiri dan kanan jalan untuk memarkir kendaraan.

Pantauan jurnalis Teraskata.com di beberapa grup Facebook (FB), beragam kritik dan saran dilontarkan netizen Toraja di kolom komentar.

Parkiran dsna kurang mendukung, tulis akun @Robertus Nober di grup INFO KOTA MAKALE.

“Bkn parkir liar memng parkiran tdg ada.jln pas2 dgn mobil šŸ™šŸ™šŸ™,” @Choriyanti Mangadi.

Mengutip pedomanrakyat, Sekretaris BUMDes Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Nedi Kristian sebagai pihak pengelola mengatakan tarif masuk lokasi wisata Rp5.000 pertiket dan tarif Flying Fox Rp10.000 untuk sekali meluncur.

Kata dia, penghasilan di hari biasa mencapai 25-30 juta perbulan, sementara saat hari libur pengunjung meningkat drastis sehingga pendapatan meningkat dua kali lipat.

Dari pendapatan itu, lahan parkiran sebagai penunjang pariwisata lagi-lagi menjadi sorotan warga Toraja agar lokasi parkiran segera dibangun.

“Masa penghasilan sebanyak itu tidak bisa buat parkiran, harusnya waktu cepat itu bisa dibuat. Masa tidak pernah diperhatikan,” ungkap Supri, salah seorang pengunjung objek wisata hutan pinus Buntu Datu.(Ridwan)


Komentar